![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_4ZlMh7ConrsIcmXq9PZxZhhOPitTrS1r5sVChOor5UtiSJcqXgV6YihHtxQKaVgTLBDNryE8UVz3KogMxNg6ERJF4QBLZs1qpIePOnshWjt04nzO9L-5wKKZYbwLc_XYtdO1Dikbs00S/s320/kalamata.jpg)
Pulau Ternate memiliki banyak benteng kuno peninggalan Portugis dan Belanda. Benteng itu dibangun sebagai pos perdagangan sekaligus pos pertahanan.
Pulau Ternate sangat subur. Penduduknya berkebun pala, cengkeh, dan kayu manis di lereng Gunung Gamalama. Sejak abad 13, rempah-rempah di Ternate sudah dikenal dunia. Kapal-kapal dari Persia, Arab, India dan China singgah untuk membeli remph-rempah. Karena letaknya yang strategis, Ternate menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Maluku Utara. Kekayaan rempah-rempah menarik bangsa Eropa. Pada tahun 1512 untuk pertama kalinya kapal Portugis mendarat di Ternate. Beberapa tahun kemudian, datang pula bangsa Spanyol dan Belanda. Untuk melindungi kegiatan perdagangan, Portugis membangun beberapa benteng. Benteng itu dibangun di tempat yang agak tingi agar tentara dapat mengawasi kapal asing yang datang.
Benteng yang paling tua adalah Benteng Kastela. Benteng ini dibangun Portugis pada tahun 1522. Benteng ini aslinya bernama Nostra Senora Del Rosario. Namun, penduduk di sekitar menyebutnya dengan nama Gam Lamo, yang artinya kampong besar. Dulu, kawasan benteng ini sangat luas. Karena, di sinilah pusatnya orang-orang Portugis melakukan aktivitas perdagangan rempah-rempah.
Di sini pula Sultan Khairun (Kolano atau raja Ternate) dibunuh saat menghadiri perundingan dengan Portugis pada tahun 1570. Kejadian ini membuat rakyat marah. Di bawah pimpinan putra mahkota Sultan Babullah, rakyat Ternate mengepung benteng ini, sehingga orang-orang Portugis di dalam benteng kelaparan. Akibat pengepungan itu, Portugis pun menyerah dan memilih angkat kaki dari Ternate.
Pada tahun 1540, Portugis membangun dua benteng sekaligus. Benteng Telukko dan Benteng Kalamata. Benteng Telukko dibangun di atas sebuah bukit karang tak jauh dari pantai. Dari benteng ini, Portugis bisa mengawasi kapal asing yang datang dari utara. Ketika Ternate dikuasai Belanda, benteng ini diganti namanya menjadi Benteng Hollandia.
Benteng satunya adalah Benteng Kalamata. Portugis member nama benteng ini Santa Lucia. Konon, benteng ini dibangun untuk menghadapi ancaman Spanyol yang bermarkas di Tidore. Sekarang, benteng ini dikenal dengan nama Benteng Kalamata. Kalamata adalah nama seorang Pangeran Ternate.
Benteng yang paling besar adalah Benteng Oranye. Benteng ini dibangun oleh Belanda tahun 1607. Konon, ini merupakan benteng pertama Belanda di Nusantara.
Benteng Oranya di bangun di bekas Benteng Melayu milik Sultan. Pada zaman Belanda, benteng ini dijadikan tempat untuk rapat-rapat mengingat Ternate dijadikan sebagai kantor pusat VOC.
Benteng-benteng kuno ini adalah bukti kebesaran Ternate di masa lalu. Sayang, bangunaa bersejarah itu kurang menarik bagi pengunjung, karena tidak ada brosur atau pun pemandu yang bisa menceritakannya
0 komentar:
Posting Komentar