Sabtu, 03 November 2012
Polystyrene
Polystyrene biasa disebut sebagai styrofoam. Benda satu ini disukai pengusaha, tetapi dibenci pecinta lingkungan. Kenapa?
Untung dan Ruginya
Polystyrene disukai pengusaha, khususnya pengusaha makanan. Polystyrene sangat ekonomis untuk kotak makanan restoran cepat saji. Sebab, polystyrene lebih ringan dari kotak kertas dan lebih hemat dari piring yang dicuci ulang. Dalam lempeng polystyrene terdapat banyak ruang kosong berisi udara. Ini membuat polystyrene mampu menjaga makanan yang panas tetap panas, yang dingin tetap dingin, yang segar tetap segar. Namun, karena banyak ruang kosong, ini membuat volume polystyrene lebih besar dari kertas. Itulah kenapa, sampah polystyrene menyita ruang lebih banyak.
Rantai Hydrocarbon
Ada satu lagi kerugian jika kita memakai polystyrene. Menurut para ahli, polystyrene terbentuk dari rangkaian rantai hydrocarbon yang panjang. Aduh, apa, ya, maksud para ahli itu? Mmm, pokoknya, maksudnya, polystyrene itu sulit dihancurkan habis oleh mikroba. Lihat saja tumpukan sampah polystyrene di tempat sampah. Wah, mikroba perlu 1000 tahun untuk menghancurkannya. Biarpun sudah potong kecil-kecil, tetap saya tidak bisa hancur. Sampah jadi cepat menumpuk. Karena itulah, pecinta lingkungan benci sekali pada polystyrene. Berbeda dengan beras atau gula. Beras atau gula terbentuk dari rantai hydrocarbon yang pendek. Jadi, mikroba bisa dengan mudah menghancurkan.
Mengurangi Polystyrene
Para ahli berusaha mencari cara membuat polystyrene yang mudah terurai. Akhirnya, mereka berhasil menemukan zat yang murah dan mudah mengurai polystyrene. Zat ini di campurkan saat pembuatan polystyrene. Salah satu zat yang berhasil dikembangkan adalah Oxium. Dengan dicampuri oxium, rantai hydrocarbon polystyrene menjadi lebih mudah terurai.
Bisa Terurai 4 Tahun
Kini, polystyrene dapat terurai dalam masa 4 tahun. Sebenarnya, bisa saja diprogramkan dapat terurai dalam satu minggu atau satu hari. Namun, jika polystyrene terlalu cepat terurai, justru sulit digunakan menjadi barang industri. Misalnya, jika polystyrene dirancang hancur dalam sehari, maka restoran cepat saji tidak dapat menggunakan sebagai kotak makanan. Sebab, bisa sajapolystyrene itu keburu hancur terurai ketika masih disimpan di gudang. Lagipula, agar polystyrenedapat hancur dalam waktu sehari, perlu oxium lebih banyak. Akibatnya, bisa membuat polystyrenejadi mahal. Jika mahal, pengusaha tentu akan enggan menggunakannya. Oleh karena itu, jumlah oxium yang ditambahkan menjadi campuran polystyrene ditakar secara teliti. Jumlah oxium diatur agar polystyrene hancurdalam waktu 4 tahun. Dengan begitu, polystyrene masih bisa disimpan di gudang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar